Sabtu, 06 Juni 2009

'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN',

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja
penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata,

"Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima". Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata,

"Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.

"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.

"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".


"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata,'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku.


Malaikat-ku menjawab,
* "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.
* "Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.
* "Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.
* Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.
* "Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat .... Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".
* "Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian ... maka engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di dunia.
* "Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.
* "Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.
* "Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-teman-mu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatinya kita semua.
"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ". (QS:Ibrahim (14) :7 )

Ketika Rasul Mi'raj ke Arsy, beliau diizinkan oleh Allah untuk melihat malaikat dengan wujud burung yang tengah bertengger di pinggir pantai yang sangat luas sekali. Apabila seorang hamba mengucap SUBHANALLAH, maka sang malaikat bergeser tempat tenggernya. apabila hamba itu mengucap ALHAMDULILLAH, maka sang malaikat membentangkan sayap selebar-lebarnya. Apabila si hamba mengucap LAA ILAAHA ILALLAH, maka sang malaikat terbang. Apabila hamba itu mengucap ALLAHU AKBAR, maka sang malaikat itu menyelam ke dalam laut. Dan apabila hamba itu mengucap LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH, maka sang malaikat tersebut muncul dari laut dan terbang kembali dan setiap tetes dari sayapnya berubah menjadi malaikat yang serentak beristighfar dan berdo'a kepada Allah untuk hamba tersebut.

Jumat, 01 Mei 2009

Tokoh Idola

Saat jumat kemarin, semua hal di lakukan seperti biasanya. Pergi kesekolah untuk menuntut ilmu, tapi saya belajarnya ga serius banget si. Toh kalau pun ga ngerti saya bisa nanya teman yang mengerti. Ya maklumlah 48 gitu loh. hoho....

Pelajaran pertama adalah musik.....
hahaha, kayanya pelajaran yang paling enjoy di hari ini pelajaran musik. Gurunya asik, sering ngasih semangat, malah pernah waktu hari Rabu, selesai shalat dzuhur beliau memberi tausyiah singkat kepada anak cowo X-8 (istirahatnya belakangan karena abis ulangan b.indonesia). Dari tausyiahnya saya memetik sesuatu, beliau berkata bahwa "lebih baik diam dari pada berbicara yang tidak ada manfaatnya". Behhhhh. Kata-kata yang indah... Apalagi yang bilang Pak Arif(guru musik saya). Toh dari 10 ibadah yang beliau ketahui, satu diantaranya "diam". Jadi misalnya ada yang bilang saya pendiam, nah sekarang udah taukan jawabanya (emang siapa yang pernah bilang).. hahaha. Itu salah satu guru favoritku di sekolah ini.

Ada satu lagi guru yang menurut saya berhasil memikat perhatian saya selain Pak Arif, beliau adalah Ibu Gemala, kalo Meilky bilang Bu Gem. (Guru BP kelas berapa ya??? lupa saya). Sebenarnya aura (halah) guru ini sudah bisa saya rasa saat MOS di 48. Entah kenapa Cara beliau menerangkan berhasil memikat saya, walaupun pembicaraannya pasti menyindir tentang pacaran mulu. Tapi seru juga si. hahaha. Saya pernah bilang ke Sadewa teman sebangku saya sehabis Bu Gem ngajar, kalau ga salah hari Rabu juga.

K: Wa, guru yang ini sakti ye??? bisa bikin anak-anak fokus!!!
S: Ah biasa aja (sok cool), kalo gw mah karena ga ada guru yang bening (emang masih muda si paling tepaut 6 tahun). jadi fokus dah. kapan lagi ye ga??
K: hahaha. coba dia jadi guru IPA ya. Seru dah. Lebih jelas....

aaaaa... itu pendapatnya. Tapi sayangnya beliau jarang banget ngajar si. Dari pertemuan saya dengan beliau di hari Rabu, saya memetik sesuatu, bahwa "Kuliah dengan SMA itu beda, tapi masa-masa di SMA itu indah loh (palingan maksudnya pacaran), Jadi nikmatin aja". Jadi merinding kalo ntar kuliah (emangnya dapet perguruan tinggi apa). hahah

Bagi adik-adik SMP yang mau lulus, masuk aja ke 48!!!! nanti bisa bertemu beliau-beliau loh...!!!


Kita sambung ke pelajaran musik lagi. Di pelajaran musik ini kami di ajarkan irama atau apalah saya lupa, pokoknya kaya tepuk tangan gitu dah, sesudah itu latihan musik dah, untuk pengambilan nilai di depan kelas lain.

Pelajaran kedua adalah Ekonomi...
Ini maaf-maaf ya... hehe kayanya bakal banyak celaan yang saya tulis nih. pissss!!!

Nah ini dia pelajaran yang paling menyebalkan di hari Jumat ini... Sebenarnya biang kerok rasa kekesalan saya ya sama gurunya itu. Pelajarannya si cukup seru. Mau tau gurunya....?? beliau adalah Bu Khomsiatun (kesiswaan juga loh), kalau saya sama Sadewa bilang nenek komsi (udah tua memang). Nah dia sering menjadi pagar ayu pada saat pagi-pagi di depan sekolah. hahaha. Bertugas Menyuruh anak-anak bila ada yang berpakaian kurang rapi agar dirapikan atau yang melanggar tata tertib lah. Beliau juga hebat loh dalam pembinaan OSN. Buktinya anak didiknya sering sekali lolos ke Nasional.

Sadewa pernah bilang ke saya saat hari Jumat...
S: kun, dia sama abang gw juga pinteran abang gw, dia mah ngeselin jelasinya.
K: hahaha. bodooo.

ya itu sedikit sindiran... nah pas pelajaran sedang berlangsung (kebetulan saya duduk di belakang), saya tidak merhatikan apa yang dia omongkan. Dan anehnya saya malah berdebat sama Sadewa, dengan bahan perdebatan "Bagaimana cara ayam kawin" (ga penting banget). ya setidaknya lebih seru kaya gini dari pada ngitung apa itu ya,,, PI, DI gitu dah.
Maaf ya Bu Khomsi, saya tau kalau anda menyebalkan juga untuk kebaikan kita juga. ya kan??



Pelajaran terakhir di hari Jumat adalah matematika....

Nah kalau di hari Jumat saya agak serius di mapel ini.. nah yang serunya lagi gurunya kocak, suka ngasih semangat juga si, beliau adalah pak Rastam. Ciri khasnya beliau sering ngomong ”mas ganteng”. Hahaha. (jadi merasa).

Hari jumat kemaren kelas kami membahas tentang bangun bidang gitu lah.. ya membuat pusing kepala juga si. Hehe... tidak ada yang terlalu istimewa di saat mapel ini, karena saya dan Sadewa sama-sama serius. Jadi ga ngobrol dah!!!


Bel berakhirnya sekolah....
Setelah bel biasanya saya dan Bang Rendy mendahului teman yang lain untuk menuju masjid Bahrul Ulum untuk shalat Jumat (karena takut ga kebagian tempat bersih, kalo ga duluan)...

Setelah selesai shalat saya menuju kantin. Saya makan siang di sana bersama teman-teman yang lain juga si.

Seusai makan saya menuju masjid kembali untuk mentoring. Seperti biasa di mulai dengan membaca Al-Quran lalu pembahasan materi dan terakhir Qodoyah atau bahasa gaulnya si Curhat.

Membaca Al-Quran pertama, Sehabis membaca Al-Quran, masuk ke materi... matei kali ini melanjutkan tentang Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan terakhir Qodoyah.. Ssstttt rahasia ya. Hhaaaaaa...

Di mentoring kali ini saya memetik sesuatu, bahwa ”tokoh idola yang pertama adalah Nabi Muhammad SAW”. Nah jadi bagi anda yang mempunyai tokoh-tokoh idola yang lain pokoknya yang melebihi cintanya kepada Nabi Muhammad, bisa lah di hilangkan. OKE. Kagum si boleh tapi jangan di jadikan sebagai tokoh idola yang pertama ya!!!

Sabtu, 25 April 2009

Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتى تخ من تحت أظفاره )) رواه مسلم.

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu'nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya". HR. Muslim.

وقال أيضا: ((إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من آثار الوضوء، فمن استطاع منكم أن يطيل غرته
فليفعل )) متفق عليه.

Rasulullah bersabda, "Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).


Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!


Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit.


Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh yang besar. Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit.

Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit.


Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu' telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian.


Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain:


Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah:

(( إذا استيقظ أحدكم من نوميه فلا يغمس يده في الإناء حتى يغسلها ثلاثا ))

Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tudir, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali.


Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam.


Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah


Muhammad Kamil Abd Al-Shomad


Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi).


Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ...

Rabu, 15 April 2009

Tempayan Retak

Seorang tukang air memiliki dua tempayan, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang di bawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, yang satunya tidak. Tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air dengan penuh dari mata air ke rumah majikannya, sedang tempayan yang retak hanya dapat membawa air setengah porsi saja.

Selama dua tahun hal itu terjadi setiap hari. Tempayan yang tidak retak bangga terhadap prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan baik. Sementara tempayan yang retak merasa berkecil hati karena ia merasa selalu merugikan Si tukang air.

Tertekan dengan kegagalan ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri dan saya mohon maaf kepadamu."

"Kenapa?" Tanya Si tukang air. "kenapa kamu merasa malu?"

"Selama dau tahun ini, saya hanya dapat membawa setengah porsi air karena retakan pada sisi sayang yang telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju jalan ke rumah. Karena cacatku itu saya membuatmu rugi," Kata tempayan retak.

Si tukang air merasa kasihan kepada tempayan retak itu dan berkata, "jika kita kembali kerumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang perjalanan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan bunga-bunga disisi jalan dan itu membuat dirinya sedikit terhibur.

Kata si tukang air kepada si tempayan retak, "apakah kamu memperhatikan bunga-bunga disisi jalan tadi ada pada sisi mu tapi tidak ada pada sisi tempayan yang satunya. Itu karena aku menyadari bahwa cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih itu disepanjang jalan sisimu. Setiap hari jika kita pulang dari mata air, kamu menyinari benih-benih itu untuk menghias meja makan najikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu adanya, majikan kita dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan. Kita semua adalah tempayan retak, tidak ada yang sempurna. Namun jika kamu mau dan sungguh-sungguh, gunakan kekurangan kita untuk menghias alam ini. Di mata DIA yang bijaksana, tidak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahanNya. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita temukan kekuatan kita.
(Myquran.com)

Jumat, 10 April 2009

Bermimpi Bertemu Rasulullah saw

Kawan-kawan nak dengar kisah tak??? hehe. Sebenarnya saya iri sama orang yang bermimpi ini. yuk kita baca!!!^^


Nama saya Iselyus Uda, istri saya Maria Juana. Lima belas tahun saya menjadi penginjil di Kalimantan Tengah sampai akhirnya saya bertemu dengan seorang laki-laki dalam suatu mimpi.

Tidak pernah terbayang kalau kelak saya akan menginjakkan kaki di tanah haram yang dirindukan umat Islam. Bahkan tak pernah terpikir saya akan memeluk agama Islam yang tadinya saya benci. Sebab, sejak kecil saya dan istri biasa hidup di lingkungan adat yang sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam.

Dulu, suku Dayak dikenal sebagai pengayau tengkorak manusia. Memburu kepala musuh, baik sesama suku maupun suku lain, merupa-kan pilar utama budaya dan kepercayaan kami lantaran kepala yang baru dipenggal sangat penting bagi terciptanya kesejahteraan seisi kampung. Sementara tengkorak lama makin luntur kekuatan magisnya. Untuk itu, dibutuhkan perburuan terus menerus yang menyebabkan sering terjadinya peperangan, baik antar suku ataupun dengan masyarakat luar.

Jasa Penginjil

Sebetulnya agama Islam sudah tersiar di tanah Jawa sejak abad 15, terutama di Kutai dalam wilayah kerajaan Hindu Mulawarman yang kini termasuk Provinsi Kalimantan Timur. Namun masyarakat Dayak tidak tertarik untuk menganut agama Islam karena kami dilarang beternak babi atau berburu celeng dan memakan dagingnya. Islam juga melarang umat-nya memelihara anjing. Padahal, babi dan anjing sudah menyatu dengan kehidupan kami dan tidak mungkin terpisahkan dari upacara adat dan ritus-ritus nenek moyang.

Tak seorangpun penganjur Islam yang pernah memberitahu adanya keringanan-keringanan tentang najis anjing dan babi, serta tidak terlalu memaksa seseorang yang baru bersyahadat agar segera dikhitan. Seakan keringanan itu sengaja di- sembunyikan. Yang kami ketahui, kalau memeluk agama Islam kami harus meninggalkan adat-istia-dat neneng moyang. Sedikit saja menyimpang dan tetap melaksanakan tradisi nenek moyang, kabar-nya kami akan dituduh musyrik dan masuk neraka. Bukankah itu menyakitkan dan mengerikan?

Berbeda dengan sikap penginjil, baik dari kalangan Katolik maupun Protestan. Mereka datang berduyun-duyun membawa hadiah, ilmu dan pengetahuan baru yang dapat mengubah cara hidup kami tanpa mengharubiru adat istiadat dan ritual nenek moyang. Mereka merambah ke kawasan-kawasan terpencil, perang antar suku tidak pernah terjadi lagi berkat jerih payah mereka. Kebiasaan mengayau kepala manusia sudah lama kami ting-galkan, juga agama asli. Dan hal itu terjadi tanpa memusnahkan upacara adat dan tradisi.

Misionaris Yang Sukses

Sungguh mereka banyak berbuat untuk suku Dayak, termasuk saya dan keluarga, yang sebagai pengikut Yesus dan Bunda Maria, segala kebutuh-an hidup kami selalu dipenuhi, oleh karena itu, untuk menanggung delapan orang anak dan seorang istri , saya tidak pernah mengeluh walaupun saya hanya sebagai penginjil Katolik.

Sudah tak terhitung banyaknya penduduk yang dapat saya ajak masuk gereja. Apalagi sejak saya dianugerahi amanat memimpin umat Katolik di desa Bangkal oleh gereja Sampit. Makin menggebu-gebu semangat saya untuk mengibarkan panji-panji sang juru selamat dan menegakkan palang salib di berbagai penjuru. Saya tanamkan iman Kristiani kepada masyarakat kecamatan Danau Sembuluh tanpa pandang bulu. Malah cita-cita saya tidak saja menasranikan rakyat Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, melainkan juga seluruh pelosok Provinsi Kalimantan Tengah.

Tiga tahun saya menebarkan ayat-ayat Injil di mimbar gereja dan di berbagai persekutuan doa di desa Bangkal dan desa-desa lainnya. Kemudian saya dipercaya pula untuk mengumandangkan misi gereja di kecamatan Cempaga sejak tahun 1978.

Berkat kegigihan saya, hingga hampir segenap waktu saya tersita oleh kegiatan pelayanan rohani, bahkan saya berhasil mengajak umat dan se-mua pihak untuk bersama-sama membangun gereja yang cukup besar lengkap dengan asramanya.

Keyakinan Fatamorgana

Dua tahun saya bekerja, memeras tenaga dan pikiran demi kejayaan agama Katolik melalui gereja yang saya dirikan. Sungguh bangga hati saya, sungguh mantap kaki saya. Namun dibalik kepuasan batin itu ada sesuatu yang terngiang-ngiang jauh di dasar sanubari saya. Entah mengapa dan darimana datangnya tuntutan itu, tidak pernah terungkap sama sekali. Yakni tanda tanya yang tak mampu saya jawab meskipun telah saya gali lewat firman-firman suci. Apakah betul jalan saya berasal dari Tuhan? Tidak kelirukah keyakinan saya itu?.

Kebimbangan tersebut betul-betul sangat menyiksa hidup saya dan mengusik ketentraman batin. Seolah ada sebuah lubang pada diri saya yang tidak mampu saya tutupi, malah saya rasa makin lama makin dalam dan lebar. ??Ya Tuhan, kalau Engkau Maha Kuasa dan Maha Penyayang, tunjukkanlah kebenaran yang sempurna?? demikian ratap saya tiap malam tatkala suasana sedang lengang dan kesunyian sedang mencekam sambil saya genggam rosario --kalung salib-- erat-erat.

Saya menggapai-gapai bagaikan hampir tenggelam di tengah-tengah samudera kehampaan. Saya berteriak nyaring di tengah gurun kesunyian. Saya merasa ditinggalkan sendirian dalam sebuah lorong gelap dan pengap setelah seberkas cahaya yang tadinya saya jadikan pedoman kian buram dan hampir padam. Saya merindukan sinar terang yang tidak menipu saya dengan bercak-bercak fatamorgana. Saya mendambakan jalan lurus menu-ju haribaan Tuhan yang sejati dan hakiki.

Mimpi yang menakjubkan

Tiba-tiba, pada suatu malam menjelang akhir Oktober 1980, ketika kesibukan untuk mengabarkan Injil mencapai puncaknya, saya didatangi mimpi yang sangat aneh. Seorang lelaki berjenggot rapi mengunjungi saya antara tidur dan jaga. Pundak saya ditepuk dan tangan kanan saya ditariknya. Saya menoleh, betapa takjub saya melihat sosok manusia yang begitu tampan dalam usia bayanya. Berpakaian serba putih dengan rambut berombak tertutup selembar kain halus yang juga berwarna putih, ia tampak sangat agung dan anggun. Saya merasa damai oleh pandangan dan senyumnya.

Dituntunnya saya menjelajahi hamparan tanah yang tandus menuju sebuah gurun pasir yang luas dan gersang. Anehnya, meskipun matahari terik membakar, saya justru merasakan kesejukan yang indah dan menawan, seolah gumpalan awan besar menaungi kami berdua.

Ketika tiba di suatu tempat yang asing dan sakral, ia mempersilakan saya masuk, saya melihat ribuan manusia bergerak mengelilingi sebuah bangunan berbentuk kubus sambil berlari-lari kecil, di antara mereka ada yang sedang bersujud dengan khusyu??, banyak pula yang berebutan mencium batu hitam kebiruan yang menempel di dinding kubus itu, begitu saya datang, kerumunan manusia tadi menyibakkan diri memberikan kesempatan kepada saya untuk memeluk dan mencium batu berkilat itu sepuas hati. Amboi, alangkah harum-nya, alangkah tenteramnya jiwa saya.

Setelah itu ia mengarak saya bersama berbagai awan ke tempat lain yang pemandangannya amat berbeda, tetapi suasananya sama, penuh keagungan, saya bertanya, ??Bangunan apa yang teduh ini??? Ia menjawab,??Ini yang dinamakan Masjid Nabawi.??

Sebagai penginjil saya pernah mengenal istilah itu, sebab mempelajari agama-agama lain adalah modal untuk membeberkan kebenaran kami dan membongkar kelemahan mereka. Oleh karena itu saya terkejut, mengapa saya dibawa kemari???Gundukan tanah yang ditengah itu untuk apa??? kembali saya bertanya,??Itu makam Nabi Muhammad.?? sahutnya.

Mendengar penjelasan itu sayapun makin kaget. Nabi Muhammad adalah pembawa ajaran Islam, ada hubungan apa dengan saya sampai saya diajaknya berziarah ke situ? meski beribu kebingungan menyemak di hati, sekonyong-konyong, tanpa dimintanya saya bersimpuh di depan kuburan yang sederhana itu, Air mata saya menetes. Saya terharu walaupun tidak tahu kenapa.

Betapa mulianya pemimpin kaum Muslimin itu yang pengikutnya ratusan juta orang, tetapi makam-nya begitu bersahaja, yang ajarannya ditaati umatnya, namun kematiannya tidak boleh diratapi. Saya terpana sangat lama sehingga tatkala saya sadar kembali, lelaki yang mengantar saya tadi telah menghilang kedalam kuburan itu.

Panggilan hati

Saya ceritakan mimpi ini kepada istri dan anak-anak, mereka terkesima, istri saya berkaca-kaca, saya tidak mengerti apa sebabnya. Barulah pada malam harinya, ketika kami cuma berdua, ia berkata, ??saya yakin itu bukan sekedar mimpi. Itu panggilan. Dan kita berdosa kepada Tuhan bila tidak mau mendatangi panggilan-Nya.??, ??Maksudmu??? saya tidak paham akan maksud istri saya. ??Kita tanya kepada orang yang ahli agama Islam. Siapakah lelaki baya yang mengajak abang itu, dan apa makna mimpi itu. Kalau memang benar merupakan panggilan Tuhan, berarti kita harus masuk Islam,??jawab istri saya tanpa ragu-ragu.

Sayalah yang justru dilanda kebimbangan, terombang-ambing dalam iman Kristiani yang makin goyah. Apalagi tiap kali teringat akan salah satu surah al-Qur'an yang pernah saya pelajari,

Tuhanmu adalah Allah yang Maha Tunggal, Yang Tidak Beranak dan Tidak Diperanakkan

Saya ingin lari menghindari dengungan batin itu, namun keyakinan saya tak cukup kuat untuk menahan deburan ayat-ayat suci al-Qur'an. Untungnya pada tahun 1983 gereja Sampit memindahkan saya ke Medan di desa Resettlement untuk mengobarkan semangat Injil pada masyarakat setempat, saya terima dengan setengah hati sebab semangat Injil saya sedang meluntur ke titik paling rawan. Anehnya, saya merasa bahagia menerima keadaan itu, lebih-lebih ucapan istri saya yang tak pernah lenyap dari pendengaran saya. Kalau mimpi itu merupakan panggilan Tuhan, kita berdosa jika tidak mendatangi-Nya. Kita harus masuk Islam.

Masuk Islam

Akhirnya, awal Maret 1990 saya sekeluarga mengunjungi KUA Mentawa Baru Ketapang, sesudah lebih dulu mendapat penjelasan dari seseorang yang saya percayai memiliki pengetahuan mendalam tentang agama Islam. Ia mengatakan bahwa lelaki dalam mimpi saya adalah Nabi Muhammad saw. Diterangkannya lebih lanjut bahwa tidak semua orang, termasuk kaum Muslimin, bisa memperoleh kehormatan bertemu dengan Nabi saw dalam mimpi. Dia meyakinkan saya bahwa mimpi itu bukan dusta, bukan kembang tidur. Sebab, Iblis tak sanggup menyerupai Nabi saw walaupun ia bisa menyamar sebagai Malaikat.

Itulah yang kian memantapkan tekad saya sekeluarga untuk memeluk ajaran Islam, maka dengan bimbingan Mahali, BA, kami mengucapkan dua kalimah syahadat disaksikan oleh para pendahulu kami, Arkenus Rembang dan Budiman Rahim, dari Kantor Departemen Agama Sampit. Nama saya Iselyus Uda diganti dengan Muhammad Taufik; istri saya menjadi Siti Khadijah. Begitu pula kedelapan anak saya yang memperoleh nama baru yang diambilkan dari al-Qur'an. Sepulang dari upacara persaksian itu dada saya terasa sangat lapang dan dunia makin benderang. Tengah malam saya mengangkat kedua tangan dan menggumam,?? Ya Tuhan, terpujilah nama-Mu, telah datang Kerajaan-Mu, kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, untuk anugerah kebenaran ini.

Menebus mimpi

Sejak hari paling bahagia itu saya mulai berangan-angan, kapankah pemandangan dalam mimpi saya dulu itu bisa terwujud. Saya merindukan tanah suci tempat kelahiran Nabi ?? dan tempat makamnya, yaitu Makkah dan Madinah. Tanpa kuasa Allah SWT, rasanya mustahil terlaksana mengingat ekonomi saya tidak secerah semasa menjadi penginjil, akan tetapi saya tidak mengeluh. Memang pada segi materi terjadi penurunan, tetapi dari segi yang lain kehidupan kami bertambah makmur, sejahtera dan penuh berkah.

Kekurangan kami sedikit, kami anggap biasa, itulah ujian iman. Materi bukanlah segala-galanya yang penting anak-anak dapat melanjutkan sekolah mereka dan kebutuhan sehari-hari kami tercukupi. Adapun hidup lebih bukanlah tujuan utama. Buat kami sudah puas dengan kaya di hati dan rezeki yang halal.

Saya tidak tahu apakah keikhlasan itu diterima Tuhan, ataukah lantaran sudah tertulis dalam takdir-Nya bahwa saya sekeluarga harus menjadi muslim dan muslimat yang kuat. Peristiwa yang terjadi dua pekan setelah kami masuk Islam membuat saya makin bersyukur kepada Allah SWT, yaitu ketika Kakandepag Kotawaringin Timur, Drs. H. Wahyudi A. Ghani, bertamu ke rumah saya di Desa Resettlement. Ia tidak hanya bertandang, tetapi mengantarkan tebusan mimpi.

Ia mengabarkan bahwa Menteri Agama, H. Munawir Syadzali, MA, menaruh simpati kepada saya dan berkenan memberangkatkan kami suami istri untuk menjalani ibadah umrah. Subhanallah, alangkah Akbarnya Engkau, alangkah luas kasih sayang Engkau. Sungguh saya tidak mampu menggoreskan pena atau menggerakkan lidah guna menggambarkan kegembiraan dan kebahagiaan saya.

Tidak bisa lain yang menggugah hati Menteri Agama, pasti Allah Yang Maha Kuasa. Tanpa kehendak-Nya mana mungkin seorang menteri memperhatikan seorang warga desa terpencil di Kalimantan Tengah ini, padahal kegiatannya selaku menteri tidak kepalang sibuknya. Saya dan istri langsung sujud syukur di hadapan Allah SWT. Kamipun berangkat ketanah suci tahun 1991.

Akhirnya, kami kesampaian mewujudkan pemandangan dalam mimpi dengan melaksanakan thawaf mengelilingi Ka??bah, menunaikan sa??i antara bukit Shafa dan Marwah, serta berziarah ke makam Nabi Muhammad saw.

Agaknya doa kami di tempat-tempat mustajab di Makkah dan Madinah mulai dikabulkan-Nya. Sekembalinya dari tanah suci ada seorang hartawan yang tidak ingin disebut namanya, mewakafkan sebidang tanah kepada saya.

Saya berniat menghabiskan sisa umur saya untuk menebus dosa-dosa pada masa silam tatkala lima belas tahun lamanya saya bekerja keras memurtadkan umat Islam dan merayu banyak orang agar mengikuti keyakinan saya kala itu. Ihdinashshirathal mustaqim.

Sumber : Seperti dituturkan M. Taufik kepada Musthafa Di kutip dari Majalah Sabili, dengan diedit untuk penyesuaian halaman.

Bisara Mahmud Sianturi

Nama saya Bisara Mahmud Sianturi, kelahiran Tapanuli Utara. Keluarga saya pemeluk Kristen yang taat. Ayah saya, Mangantar Sianturi, bekerja sebagai mandor di perkebunan kelapa sawit, Jambi. lbu saya, Delima Boruhombing, seorang ibu rumah tangga biasa. Saya sulung dari lima bersaudara, satu laid-laki dan tiga perempuan.Masa kecil saya sangat kental dipengaruhi ajaran Kristen. Orang tua kami sangat keras dalam hal agama. Mereka selalu menyuruh saya agar rajin ke gereja. Ayah juga seorang pengurus gereja. Kakek saya sendiri, pendiri Gereja HKI (Huria Kristen Indonesia) pertama di Indonesia sebelum pecah menjadi HKBP (Huria Kristen Batak Protestan).

Sebagaimana anak-anak lain di kampung mayoritas Kristen, saya tak luput memperoleh pelajaran agama. Salah satu penanaman doktrin ajaran Kristen yang membekas hingga kini adalah, "Tak ada umat manusia yang layak sampai ke Tuhan di surga tanpa melalui Yesus." Atau dengan kata lain, semua umat manusia adalah musuh Tuhan jika mereka tidak mengikuti ajaran Yesus. Saat itu, saya yakin benar dengan ajaran tersebut.

Perubahan mulai terjadi kira-kira tahun 1967, ketika ayah pensiun dan kemudian pindah ke Lubuk Pakam, Sumatra Utara. Di sini pula saya mulai mengenal Islam lewat teman-teman sekelas.

Menghadap Walikota Medan

Suatu hari, saya merasa sedih melihat anak-anak seusia saya yang tidak sekolah. Mereka sedikit sekali yang tamat SMP, sebagian benar hanya tamat SD. Mereka terpaksa putus sekolah karena membantu mencari nafkah orang tuanya. Banyak dari mereka yang bekerja di Pabrik Karet PT Asahan. Bahkan, salah satu tetangga saya sempat bercerita bahwa pekerjaannya sangat berat, namun upah yang diterimanya minim sekali Katanya, banyak yang tidak kuat. Tetapi mereka tdak berdaya, karena didesak oleh kebutuhan hidup.

Tanpa pikir panjang, saya segera berangkat ke Medan untuk menghadap wali kota. Tetapi, niat saya itu tidak segera terwujud, karena ditolak ajudan dengan alasan wali kota berada di luar kota. Saya tidak putus asa. Pada hari lain, saya datang lagi dengan maksud yang sarna. Tetapi, tetap tidak berhasil. Saya datang lagi, hingga lima kali berkunjung, dan keenam kalinya saya diterima langsung oleh wali kota.

Di hadapan wali kota, saya ceritakan semuanya. Rupanya, wall kota sudah mengetahui itu. Dia berjanji akan segera membantu. Karena waktu itu, negara kita masih kacau setelah dilanda G30S/PKI, maka belum bisa dilaksanakan. Saya pun mengerti. Namun, setelah itu, wali kota menawarkan saya tinggal di rumahnya. Saya setuju, karena dengan mudah bisa bertemu dengannya.

Berdebat dan Masuk Islam

Sore itu, secara tak sengaja saya memperkenalkan ajaran Kristen pada anak wali kota. Tak lupa, saya ajarkan pula lagu-lagu gereja. Tetapi, misi saya itu diketahui oleh H. Nurdin (mertua wali kota). "Saya tertarik cucu saya kamu ajarkan lagu-lagu gereja dengan baik" kata H. Nurdin ketika itu.

Saya kaget, karena tak mengira ia mendengarkan. "Coba tunjukkan pada saya kebenaran ajaran Kristen melalui injil," lanjutnya. "Kalau memang ada kebenaran, saya tak keberatan cucu saya kamu bawa ke gereja," tantangnya.

H. Nurdin kemudian menunjuk segelas teh di atas meja, "Coba jawab, duluan mana air atau Tuhan?" katanya memancing. Saya menjawab enteng, "Jelas duluan Tuhan."

"Kalau menurut ajaran kamu begitu, berarti kamu pembohong! Karena Tuhan kamu baru lahir belum ada dua ribu tahun lalu. Sedangkan air ini adanya sudah lama sekali. jadi, ajaran agama kamu itu bohong," tegasnya.

Saya masih bisa mengelak dengan mengatakan bahwa yang dimaksud baru lahir belum ada dua ribu tahun adalah Tuhan Yesus. Tetapi, H. Nurdin menyangkal lagi, "Kalau Tuhan Anak belakangan dan Tuhan Bapak duluan, maka itu tidak mungkin, karena tuhan kamu adalah tiga yang tidak terpisah, seperti air, teh, dan gulanya, menjadi satu. Jadi, kalau tumpah, katakanlah setetes, maka semuanya ikut tumpah, baik airnya, tehnya, maupun gulanya. Tidak mungkin hanya tehnya saja, atau gulanya saja yang tumpah, sementara airya tetap di gelas," jelasnya.

Mendengar uraian itu, hati kecil saya tak menolak. Selanjutnya dia menjelaskan lagi bahwa dalam Injil, Nabi Isa menyebutkan adanya seorang pengganti di masa datang sebagai pengganti Yesus. Saya akui itu. Tetapi, sepengetahuan saya, yang dimaksud pengganti di masa mendatang adalah Yesus. Sementara, di sekte lain, penggantinya adalah Elias. Lalu, sekte lain seperti Pantekosta menyatakan Roh Kudus.

Namun H. Nurdin mengatakan adalah Nabi Muhammad saw, Saya tak bisa pungkiri, setelah kutemukan dalam Injil Yohanes ayat 23 yang berbunyi, "Berbahagialah kalian kalau Aku kembali kepada Bapa di surga, karena kalau Aku tidak kembali, maka pengganti-Ku tidak akan datang. Apabila Aku kembali, Aku akan menyuruh dia datang kepadamu untuk menegakkan hukum dan kebenaran. Ikutilah Dia, karena memang Dia berkata menurut perintah Bapa di surga."

Kebenaran Kristen juga dipertanyakan H. Nurdin. Mengapa ajaran yang dibawa oleh satu orang utusan, tetapi tidak ada tata cara yang pasti dalam menyembah Tuhan. Artinya, yang membawa ajaran Kristen tidak memberi contoh yang pasti dan baku tentang bagaimana cara menyembah Tuhan yang sebenarnya. "Lihat cara ibadah khusus Katolik, mengapa lain dengan Protestan, Pantekosta, juga Advent? Padahal yang membawa ajaran satu orang," tuturnya.

Lalu, ia membandingkan bahwa caranya shalat umat Islam di seluruh dunia itu sama. Ucapan-ucapan dalam shalat juga sama. Mendengar penjelasan itu, saya mulai ragu terhadap ajaran Kristen. Apalagi ketika H. Nurdin menjelaskan banyak ayat-ayat Injil yang tidak pernah diikuti oleh orang Kristen sendiri, seperti perintah sunat (khitan), haramnya memakan daging babi, dan kewajiban memakai kerudung bagi kaurn wanita, dan lain-lain.

Perintah yang dilanggar itu setelah datang Paulus yang menyuruh tidak bersunat. Katanya, Paulus sudah mendapatkan wahyu. Padahal, Paulus itu tak ada hubungannya dengan Yesus, terpaut kurang lebih 500 tahun.

Setelah mendapatkan keterangan yang begitu mendalam, akhirnya, kebekuan hati saya mulai mencair Saya menerima kebenaran Islam. Alhamdulillah, sejak itu aku mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat, dan resmi menganut agama Islam. (Agus Salam/dari Buku "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani Press website : http://www.gemainsani.co.id/) oleh Mualaf Online Center http://www.mualaf.com

Kamis, 09 April 2009

Ghazwul Fikri

Secara bahasa : Ghazwul Fikri berasal dari kata Al Ghaz dan Fikr, artinya "Perang Pemikiran". Lebih tepat lagi kalau kita sebut "Perang Peradaban".

Secara istilah : Penyerangan dengan berbagai cara tehadap pemikiran ummat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tidak Islami.


Kenapa lahir Ghazwul Fikri?, Ghazwul Fikri dimulai ketika Kaum Salib dikalahkan dalam 9 kali peperangan besar, mereka kalah telak oleh kaum muslimin. Kemenangan kaum muslimin ini sangat spektakuler karena pasukan yang diterjunkan dalam pertempuran tersebut berjumlah sedikit. Mislanya, pasukan Khalid bin Walid pernah memimpin perang dengan jumlah tentaranya sekitar 3000 paukan, sedangkan pasukan Romawi yang dihadapinya berjumlah 100.000 pasukan.
Hampir 1 banding 35, dan kaum muslimin memenangkan pertempuran ini.

Perang-perang yang lain juga demikian. Akhirnya dunia barat berpikir, dan strategi baru pun digelar. Dibawah pimpinan Raja Louis XI, mereka mengehntikan peperangan. Uniknya, mereka mulai mengirimkan putera-putera terbaiknya ke kota Mekkah untuk belajar Islam. Dengan semangat Perang Salibnya, sampailah para pembelajar Islam dari kaum Salib ini pada tingkat ahli dalam berbagai bidang ilmu keislaman. Tafsir dikuasai, hadis dimengerti , segala macam tektek bengek khazanah ilmu Islam mereka pelajari. Setelah sampai tahap ahli, para pembelajar Islam dari kaum Salib ini kembali ke Eropa, dan kemudian membentuk semacam Research and Development (R & D) untuk menyusun bagaimana dan apa kelemahan umat Islam agar dapat mereka kuasai.


Kesungguhan mereka dalam mempelajari Islam memang luar biasa, sampai dalam sejarah dikisahkan ada seorang pembelajar Islam dari kaum Salib yang rela meninggalkan anak istrinya hanya untuk berkeliling ke negeri-negeri Islam satu per satu untuk mencari apa kelemahan dari negeri-negeri Islam ini. Begitu kuat semangatnya, hampir selama 15 tahun ia tinggalkan anak istrinya. Gelora semangat ini, nampaknya tiada lain karena kebencian mereka kepada Islam.


Bertambahnya pengetahuan kaum Salib tentang Islam, menjadikan mereka lebih memahami menghadapi umat Islam. Dimulailah suatu era baru dalam strategi memenangkan peperangan melawan umat Islam. Itulah Ghazwul Fikri. Hal ini dilatari dari pernyataan mereka sendiri bahwa, "Percuma kita berperang dengan umat Islam selama mereka berpegang teguh pada agamanya. Jika mereka (umat Islam) komitmen pada agamanya kuat, maka inilah kerugian bagi kita (dunia barat). Tugas kita adalah menjauhkan umat Islam dari agamanya. Barulah kita mudah mengalahkan mereka..."

Jadi, suatu yang percuma memerangi umat Islam ketika umat Islam itu komitmen pada ajaran agamanya. Bahkan Gleed Stones, mantan perdana menteri Inggris, juga mengatakan hal yang sama, "Percuma kita memerang umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam ini bertengger Al Qur'an. Tugas kita sekarang ini adalah mencabut Al Qur'an di hati-hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka".


Kaum Salib pun beranggapan bahwa peperangan dengan Umat Islam itu tidak ada mamfaatnya dan mereka bisa membuktikan hal itu. Chechnya, misalanya, sebuah negeri kecil mungil, dan berada di sebuah negara yang besar sekelas Rusia, tapi sampai sekarang Rusia belum bisa menaklukannya. Uni Sovyet yang begitu besar, mengangkangi Afghanistan yang 80% masyarakatnya buta hurup, juga tidak berdaya. Disinilah mereka berpikir untuk melancarkan strategi baru, yaitu "Perang Pemikiran" atau lebih tepat lagi "Perang Peradaban".




Sarana GF:



1. Musuh-musuh Islam

· Atheis, Yahudi (QS. 5:82 )

· Musyrikun (QS.9:36 )

· Nasrani (QS. 2:120 )

· Munafikun (QS. 63:4 )



2. Mustakbirun (Orang-orang yang sombong) (QS. 34:31 ,32 ,34 , 2:166 )



3. Mereka menggunakan berbagai sarana (QS.17:64 ):

· Penerangan

· Pendidikan /pengajaran

· Media cetak

· Hiburan

· Klub-klub

· Olahraga

· Yayasan,dll.



4. Terhadap orang yang lemah (QS. 34:33 , 2:167 )



5. Orang-orang yang murtad (QS. 2:109 , 3:100 , 3:149 , 47:25 -26 )





Bahaya GF



1. Bahaya ghazwul fikri:

· Tertipu (QS. 35:6 )

· Cenderung pada orang kafir(QS. 11:13 )

· Mencintai orang kafir (QS. 3:118 )

· Menaati orang kafir (QS. 47:26 )

· Mengikuti tatacara hidup mereka (QS. 2:120 )

· Menyerupai perilaku dan penampilan mereka (QS. 5:51 )

· Memberikan loyalitas kepada mereka (QS. 5:51 )



2. Akibatnya:

· Kehinaan

· Mudah dikendalikan

· Mendapat laknat dan cobaan Allah

· Terjatuh dalam syirik

· Allah berlepas diri darinya

· Murtad dan azab



3. Timbullah kehidupan jahiliyah


Adapun sebab-sebab kejahiliyahan, antara lain

· Prasangka buruk kepada Allah (QS.48:6 , 24:50 )

· Merasa cukup, tak perlu hidayah (QS.96:6 - 7 , 5:104 , 31:21 )

· Sombong (QS. 7:12 , 38:75 -76 , 11:27 )

· Pendeta yang mengajak bid'ah (QS. 6:31 ,9:31 )

· Mengikuti hawa nafsu (QS. 45:23 )



· Taklid buta (QS. 17:36 )



Bentuk sikap jahil terhadap kebenaran

· Persangkaan jahiliyah (QS. 48:6 , 3:154 )

· Hukum jahiliyah (QS. 5:51 , 4:60 )

· Ibadah /pengabdian jahiliyah (QS.39:64 )

· Kebanggan jahiliyah (QS.48:26 )

· Tradisi jahiliyah (QS. 28:55 , 25:63 )

· Tingkahlaku /perhiasan jahiliyah (QS. 33:33 )

Rabu, 08 April 2009

Ada Apa Dengan Cinta??

Yehhh.. akhirnya saya dapet idde juga! Sekarang kita membahas tentang cinta. Memang Ada apa sih dengan CINTA??? Hehe. Kali ini kita membahas Cinta-cintaan. Azek kan?? Sebuah kata yang sangat di gemari para remaja sekarang ini. Tapi disini, saya mengangkat sebuah cintanya sang Salmon, di ambil dari buku yang pernah saya baca sebelumnya.. Mari kita simak!

Ikan Salmon adalah guru terbaik dalam hal mengajarkan cinta. Ia terlahir di sebuah danau indah di pelosok pegunungan nan tinggi. Puncak bersalju seolah menjadi saksi kelahiran benih-benih muda kehidupan yang penuh gairah dan dinamis. Makhluk-makhluk baru yang diliputi rasa penasaran yang tinggi untuk mengenal dunia. Salmon kecil tidak pernah berjumpa atau bersua dengan orangtuanya. Ia tumbuh apa adanya dengan membawa cinta paling jujur dan bersahaja. Salmon kecil terlahir ke dunia dengan membawa cinta yang tak pernah menuntut untuk dikenal dan dikenang sebagai sebuah makna.

Cinta mama dan papa Salmon adalah cinta yang menginginkan tumbuhnya sebuah kesucian pikiran dan ketulusan hati tanpa tercemari faktor kebajikan untuk berbakti dan menjalankan kasih sayang berhierarki. Menjadi orangtua, bagi salmon, adalah sebuah proses untuk membangun jembatan yang menghubungkan cinta dengan kehidupan.

Cinta itu harus ada dan muncul secara berkesinambungan untuk mengamankan dunia. Maka, Salmon berjuang dan melahirkan generasi baru dengan energi cinta yang senantiasa berkembang bersama usia dunia. Salmon kecil mencerap keindahan, kedamaian, dan kertenangan danau tempat kelahirannya. Sejuknya air pegunungan dan melimpah ruahnya makanan bagi ikan seumurannya membuat Salmon kecil cepat bertumbuh dan berkembang dalam kehangatan alam yang melenakan. Ribuan Salmon kecil akan tumbuh dalam naungan cinta orangtua mereka yang kehadirannya seolah tak pernah ada, tapi kelembutan kasihnya senantiasa terasa.

Tak dinyana, pada usia remaja muncul kesadaran bersama. Para Salmon harus mengembara. Cinta itu tidak stagnan, statis, berhenti, diam demi sebuah kenyamanan. Cinta itu melintasi ruang dan semakin membesar intensitasnya bila ia diberikan, digulirkan, dan disampaikan keluar dari sarangnya. Anehnya Cinta yang terus menerus disedekahkan itu justru semakin banyak seolah diberi pupuk.

Salmon remaja bergerak bersama-sama menghiliri danau, mengarungi jeram, dan menyusuri anak-anak sungai. Mereka merentas induk sungai hingga ke muaranya, dan terus menyelam ke dalam kehangatan samudera kasih sayang. Di dalmnya Salmon mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang tepat dan sesuai dengan umurnya. Kebahagian yang kompatibel dengan maqam-nya.

Salmon dewasa muda butuh aktualisasi diri, butuh sebuah perjalanan adventur. Relung-relung hati Salmon dewa muda terisi dengan busa-busa kegelisahan. Ia terus mencari. Mencari sebuah titik keseimbangan, dimana rasa cinta dan bahagia memiliki sebuah orientasi. Sebuah arah, sebuah tujuan. Resah dan gelisah ini baik, perlu, dan menyehatkan. Busa-busa gelisah akan memadamkan api semangat untuk merasionalkan dan mendifinisikan cinta atau bahagia. Bila cinta dan bahagia dicerna untuk mencari makna, ia akan menjadi tak bermakna, hambar, dan tak mengenal cita rasa. Sebaliknya, bila cinta dan bahagia dirasakan, dicicipi, dan disendaguraui, ia akan menjadi lezat, sedap, dan lucu sekali. Memang itulah sensasi kehidupan: lezat, sedap, dan lucu sekali!

Salmon dewasa muda seolah menemukan “surga dunia”, gemerlapnya dunia, kesenangan, kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, kepedihan, dan keputusan menjadi bagian yang tak terpisahkan disepanjang perjalanan. Salmon muda adalah kita, ketika menikmati manis getirnya dunia. Salmon-salmon muda terus bergerak kesana-kemari mencari arti arti kehidupan ini. Cinta yang dinamis dan bergelora adalah cibta yang melompat-lompat dan berusaha untuk menggapai sebuah jawaban. Jawaban yang menenangkan. Jiwa-jiwa yang resah adalah jiwa-jiwa yang belum berpasangan, yang belum melebur untuk menggapai sebuah kerinduan.

Lambat laun para Salmon muda ini akan tumbuh semakin dewasa dan mulai menemukan pasangan-pasangan duniawinya. Tetapi, cinta badaniyah hanyalah sebuah pembuka jalan di mana perkawinan adalah suatu jalan untuk pulang kembali ke tujuan. Sebuah konsekuensi kehidupan bahwa kita semua-seperti juga para Salmon-akan mencari tempat untuk kembali. Dan, tempat itu adalah lubuk sanubari, tempat asal muasal kita menjadi.

Cinta yang menciptakan, cinta yang membangunkan, cinta yang mendewasakan, cinta yang menyempurnakan, dan akhirnya sebuah cinta yang menghantarkan. Sampai kita tiba di sebuah tujuan, sebuah tempat yang damai dan menenangkan. sebuah tempat terindah yang ingin kita anugerahkan kepada para penerus cinta kita. Perkawinan adalah sebuah jalan yang meretas dan merintis jalur ke surga. dengannya kita akan merasakan perjuangan terindah yang patut untuk di rasakan.

Di saat-saat hidup menjadi begitu perinh dan melelahkan, di saat-saat hidup menjadi indah dan menggairahkan, di saat-saat itu pula kita menjelma menjadi sepasang Salmon yang berjuang merentas jalan untuk menggapai akhir tujuan.

Hati yang utuh, yang bergandengan, dan saling meneguhkan akan menghantarkan kita untuk sampai di sebuah danau kebahagiaan. Menikahlah dengan kenyataan, kaerna itulah yang akan menyalamatkan. Menghantarkan kita pada sebuah pemahaman, pengertian baru tentang makna sebenarnya dari kehidupan.

Para Salmon menggadaikan segalanya untuk mencari dan mencapai hakikat diri. Bersama, berdau, sehidup semati dengan belahan jiwanya ia menelusuri sebuah jalur, meruaya, perjalanan pulang ke danau tempat kehidupan bermula. Tak sedikit yang meregang nyawa dicakar sang beruang, tapi itu tak sia-sia. Kehidupan bermanfaat, kematian pun bermanfaat pula.

Dalam mencapai sebuah tujuan, kematian, kegagalan, dan segala kepenatan adalah sebuah kepatutan. Setiap detik dalam mencapai tujuan adalah ibadah. Bagi mereka dan juga kita, dunia adalah lautan warna, lautan rasa, dan lautan rupa. Semakin kita menyelaminya semakin pula kita terbenam di dalamnya. Semakin kita terbenam dan tenggelam semakin banyak pula aroma surga terisap ke dalam insang kita. Lalu, kita pun akan mengakhiri segalanya bukan dengan canda, tawa, atau tangis dari duka, tetapi hanya dengan Cinta!!!


Bukankah Allah Swt telah mengingatkan kita bahwa sesungguhnya hidup di dalam dunia singkat saja, belum kering tawa kita, telah usai juga jatah usia. Innamal hayatud dunya la’ibun walahwun.

Selasa, 07 April 2009

Lirik Merenung??

Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku maafkanlah kejahilan hambaMu

Ku sering melanggar laranganMu
Dalam sadar ataupun tidak
Ku sering meninggalkan suruhanMu
Walau sadar aku milikMu

Bilakah diri ini kan kembali
Kepada fitrah sebenar
Pagi ku ingat petang ku alpa

Oh Tuhanku,
Kau pimpinlah diri ini
Yang mendamba cintaMu
Aku lemah aku jahil
Tanpa pimpinan dariMu

Ku sering berjanji di depanMu
Sering jua ku memungkiri
Ku pernah menangis karenaMu
Kemudian ketawa semula

Kau pengasih
Kau penyayang
Kau pengampun
Kepada hamba-hambaMu

Selahkah ku kepadaMu
Seribu langkah Kau padaku

Tuhan,
Diri ini tidak layak ke surgaMu
Tapi tidak pula aku sanggup ke nerakaMu

Ku takut kepadaMu
Ku mengharap jua padaMu
Mogaku kan selamat dunia akhirat
Seperti Rasul dan Sahabat


Salah satu lirik nasyid yang menyentuh.
Di lantuntan oleh SNADA.

Lirik tersebut membuat saya merenung. Malu rasanya ketika ditanya "apakah kamu mau masuk surga?".
Malu jika saya menjawab "iya".
Tapi saya tidak akan sanggup ke nerakaMu. Tempat apakah yang layak untuk orang seperti itu?
Sedangkan Engkau hanya menyediakan tempat Surga dan Neraka.
Padahal saya milikNya tapi saya sering melanggar perintahNya. Apakah saya layak masuk ke surgaMu Ya Allah?
Rasanya ga tau diri, kalau ingin masuk surga dengan kelakuan saya yang sekarang ini.
Kemakan dunia, ya itu dia. Padahal dunia itu cuma sementara. Saya sering lupa kepada akhirat.
Takut kepada kematian, ya padahal itu pasti datang kepada setiap yang benyawa. Ya Allah.. Kau pimpinlah diri ini!

Selasa, 31 Maret 2009

2%nya siapa?

Nih.. Kawan-kawan kita orang punya teka-teki loh, kalo ada yang tau jawabannya, HEBAT! Teka teki ini tidak mengandung trick, hanya murni logika. Semoga Anda beruntung, dan jangan cepat menyerah!



Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda. Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda. Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman terntentu, merokok satu merek rokok tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu. Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang minum minuman yang sama, merokok merek rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.


Pertanyaannya : Siapakah yang memelihara IKAN?


Petunjuk:
Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah.
Orang Swedia memelihara anjing.
Orang Denmark senang minum teh.
Rumah berwarna hijau terletak tepat di sebelah kiri rumah berwarna putih.
Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.
Orang yang merokok PallMall memelihara burung.
Penghuni rumah yang terletak di tengah-tengah senang minum susu.
Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.
Orang Norwegia tinggal di rumah paling pertama.
Orang yang merokok Marlboro tinggal di sebelah orang yang memeliharakucing.
Orang yang memelihara kuda tinggal di sebelah orang yang merokok Dunhill.
Orang yang merokok Winfield senang minum bir.
Di sebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia.
Orang Jerman merokok Rothmans.
Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.


Albert Einstein menyusun teka teki ini pada abad yang lalu. Dia menyatakan, 98% penduduk didunia tidak mampu memecahkan teka teki ini.

Apakah anda termasuk yang 2%?

Kamis, 19 Maret 2009

Tukang Pulsa di Jalan Soetomo

Hari itu saya kehabisan pulsa. Karena saat itu saya tengah di rumah paman, daerah cawang, saya segera beranjak keluar kearah jalan Kolonel Soetomo. Sepengetahuan saya, di sana ada beberapa gerai mungil yang menyediakan pulsa. Singkat kata, saya menghampiri gerai pertama yang terletak di pinggir jalan. Lokasinya di bawah sebatang pohon ganitri tua yang rindang.

Seorang pemuda berkacamata dengan rambut gondrong dan acak-acakan menyapa, “cari apa, bos?” Saya lalu menanyakan voucher fisik senilai 25 ribu dari operator langganan saya. Voucher tersebut tersedia dengan bandrol harga 27 ribu. Demikian penjelasannya.

Saya sodorkan padanya selembar uang 100 ribu. tanpa protes, ia bergegas pamit untuk mencari kembalian. Maklumlah, pagi itu ia baru saja mulai berjualan. Berbeda dengan pedagang lain yang kerap “marah” dan bersikap kurang sopan serta enggan membantu bila kita menyodorkan uang gede. Sebab, hal itu akan menyulitkan mereka dalam memberikan kembalian. Ternyata si gondrong gonjes dan terlihat urakan ini berbeda. Ia ramah dan cekatan memberikan layanan purna jual yang memuaskan. Hebat! Anak muda, sederhana, dan beradab. Padahal, awalnya saya sempat menduga ia tak ubahnya anak-anak muda lainya yang cuek dan tak peduli pada sesama. Ternyata, dugaan saya sama sekali salah. Ia malah menyimpan adab yang istimewa.

Bahkan, hal itu belum seberapa. Selesai mengisi pulsa, saya bergegas kembali kerumah paman. Di tengah perjalanan, tepatnya di pengkolan (cukup jauh dari lokasi gerai penjualan pulsa), saya diteriaki orang. Lamat-lamat saya dengar suara memanggil-manggil,

:”Bos… Bos…!”

Awalnya saya tidak menghiraukan teriakan itu, karena tidak merasa sebagai bos. Tetapi, lama-lama agak curiga juga. Sebab, derap langkah orang di belakang saya semakin keras. Waduh, ada apa ini? Pikir saya curiga. Jangan-jangan ada yang ingin meminta pertanggungjawaban saya, nih? Terus untuk urusan apa? Batin saya.

Sejurus kemudian, tanda tanya besar dibenak saya sirna dan berganti menjadi keheranan yang tak kalah besar. Ternyata, Si Mas penjual pulsa sedang terengah-engah, berlari, berusaha menyusul saya. Ada apa lagi ini? Apa uang yang saya berikan palsu? Atau jangan-jangan kembaliannya kelebihan? Yang pasti, saya berpikiran, semua upaya Si penjual pulsa tentulah disebabkan adanya kerugian yang dideritakanya. Namun, terpaksa saya harus terhenyak sekali lagi. Nyaris tak percaya. Si tukang pulsa berlari terengah-engah sejauh lebih 500 meter itu tak lain hanyalah demi menyerahkan selembar uang ribuan kepada saya.

”Lho, kenapa?” tanya saya cepat.

”Mmaaf... s..se..kali, Bos! Tadi saya salah memberi harga. Untuk voucher yang tadi di beli hanya 26 ribu saja. Bukan 27 ribu!” ujarnya sambil terengah-engah. Penjelasannya kurang jelas terdengar, terutama karena bicaranya putus-putus setelah berlari sekencang-kencangnya demi mengejar saya.

Takjub saya mendengarnya. Di zaman yang hampir frustasi mencari nilai-nilai kejujuran, seorang pemuda yang tampaknya putus sekolah dan berpenampilan ala seniman jalanan mengajarkan saya sebuah nilai kebenaran.

Dalam khayal saya, seolah saya berhalusinasi setengah tak percaya: apa beliau ini salah satu pemuda ashabul kahfi yang terlontar dari lambirin waktu? Sepertinya ’aneh’ mendapati seoarang anak muda yang jujur di tengah derasnya gerusan hedonisme jalanan. Dan, maaf bila saya berkesimpulan, bahwa komitmen terhadap kejujuran adalah alat tukar yang paling tidak favorit serta paling tidak laku untuk ditukarkan dengan kenikmatan apapun selain predikat aneh, bodoh, dan konyol.

Coba bayangkan kekonyolan pemuda ini yang meninggalkan gerainya begitu saja tanpa dijaga untuk mengejar seorang konsumen yang bahkan tidak tahu ada selisih dalam proses pembelian produk yang dikonsumsinya demi mengembalikan uang seribu rupiah! Apa nikmatnya coba? Padahal, ketika itu cuaca mendung mulai menitikan gerimis yang membasahi semua area yang dilaluinya.

Setelah semua itu saya merenung; adakah nilai kebahagiaan yang lebih berharga dari setumpuk uang yang menawarkan jaminan kenyamanan? Apakah itu gerangan? Ketenagan hati. Ya, berbuat baik pada orang lain dan memegang teguh komitmen pada nilai yang diyakini adalah obat paling mujarab dalam membebaskan diri dari hantu yang bernama rasa bersalah.

Subhanallah , memang rencana Allah Swt sedemikian dahsyatnya. Satu hari kemudian ketika saya membaca sebuah Harian Nasional Islami, tatapan saya tertumbuk pada sebuah kolom yang yang di tulis Mbak Nabila. Isinya adalah penjabaran praktikal tentang sebuah konsep yang diusung dalam salah satuhadist shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: Jadikanlah tanah tempat kita berpijak dan mencari rezeki ini sebagai ”masjid”. Ya, masjid. Sebuah konsep ruang yang dipandang dari sudut manapun senantiasa dihubungkan dengan proses komunikasi dengan Allah Swt, alias tempat ibadah. Weleh-weleh, kalau bumi ini masjid, maka setiapaktivitas di dalamnya mestinya ibadah dong! Bersikap jujur dan berlari menembus badai hanya demi mengembalikan seribu rupiah pasti di maknai Si pemuda tukang pulsa ini sebagai ibadah! Maka ia bahagia ketika sadar bahwa misinya untuk tidak mengkhianati komitmennya tercapai.

Hidup ini tidak akan pernah merugi dan tidak akan pernah disesali bila kita menjalninya dengan sepenuh hati.

Jumat, 27 Februari 2009

Asal Usul Tahun Hijriah

cuy cuy... mari kita liat!!!!

Perlu diketahui, sebelum penetapan tahun Hijriah, masyarakat Arab menggunakan peristiwa sbg patokannya misalnya "tahun adzan", adalah tahun disyariatkannya adzan. Maka dari itu, perlu ada ketetapan tanggal dalam kalender. Penetapan tahun hijriah dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, tepatnya, pada tahun ke-4 ia berkuasa, yaitu hari Kamis, 8 Rabi'ul Awwal 17 H. Bila dikonversi, berarti bertepatan dengan 20 September 633 M. Pada saat itu, ada beberapa usulan untuk menentukan waktu penanggalan islam itu di mulai.

CARA PENETAPAN BAGAIMANA?
1. Menyamakan penaggalan islam dengan penanggalan yang ada saat itu (romawi)
2. Mengambil tahun kelahiran Rasulullah SAW
3. Menggunakan peristiwa Hijriah

Yang menarik dari sini adalah, ternyata Umar menolak usulan kesatu dan kedua. Alasan beliau
*untuk usulan pertama adalah, UMAT ISLAM berbeda dengan lainya.
*untuk usulan kedua, Umar berpacu pada hadits Rasulullah,
"janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana umat Nasrani telah berlebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah, (MUhammad adalah) Hamba Allah dan Rasul-Nya."
*untuk usulan ketiga, Umar menyetujuinya. Peristiwa Hijriah adalah peristiwa yang amat penting untuk umat islam. Peristiwa ini adalah peristiwa kebangkitan umat islam dari yang semula tertindas, menjadi cermelang.

Sabtu, 21 Februari 2009

Seputar Valentine Day

hehehe gw telat nih,,,, tapi gapapa kan coy!!! kisah nyata...

Merayakan Valentine Day, Berarti Ikut Menuhankan Yesus Di hari-hari ini, sesekali pergilah ke mall atau supermarket besar yang ada di kota Anda. Lihatlah interior mall atau supermarket tersebut. Anda pasti menjumpai interiornya dipenuhi pernak-pernik— apakah itu berbentuk pita, bantal berbentuk hati, boneka beruang, atau rangkaian bunga—yang didominasi dua warna: pink dan biru muda.

Dan Anda pasti mafhum, sebentar lagi kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan Hari Kasih Sayang atau yang lebih tenar distilahkan dengan Valentine Day. Momentum ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih.

Valentine Day memang berasal dari tradisi Kristen Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali negeri-negeri Islam besar seperti Indonesia. Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya.

Padahal kenyataannya sama sekali berbeda. Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine Day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa musyrik, karena merayakan Valentine Day tidak bisa tidak berarti juga ikut mengakui Yesus sebagai Tuhan. Naudzubilahi min Dzalik. Mengapa demikian?


SEJARAH VALENTINE DAY
Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku "Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?" sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya:Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M.

Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.

Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.

Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang- senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.

Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yangberbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14Februari 269 M.

Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.


IKUT MENGAKUI YESUS SEBAGAI TUHAN ?
Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandanganseperti itu?

Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.

Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari AllahSWT. Naudzubillahi min dzalik!

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, palingtidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkankemarahan dan kemurkaan Allah.”

Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin( mu); sebahagian mereka adalah pemimpinbagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."