Rabu, 15 April 2009

Tempayan Retak

Seorang tukang air memiliki dua tempayan, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang di bawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, yang satunya tidak. Tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air dengan penuh dari mata air ke rumah majikannya, sedang tempayan yang retak hanya dapat membawa air setengah porsi saja.

Selama dua tahun hal itu terjadi setiap hari. Tempayan yang tidak retak bangga terhadap prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan baik. Sementara tempayan yang retak merasa berkecil hati karena ia merasa selalu merugikan Si tukang air.

Tertekan dengan kegagalan ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri dan saya mohon maaf kepadamu."

"Kenapa?" Tanya Si tukang air. "kenapa kamu merasa malu?"

"Selama dau tahun ini, saya hanya dapat membawa setengah porsi air karena retakan pada sisi sayang yang telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju jalan ke rumah. Karena cacatku itu saya membuatmu rugi," Kata tempayan retak.

Si tukang air merasa kasihan kepada tempayan retak itu dan berkata, "jika kita kembali kerumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang perjalanan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan bunga-bunga disisi jalan dan itu membuat dirinya sedikit terhibur.

Kata si tukang air kepada si tempayan retak, "apakah kamu memperhatikan bunga-bunga disisi jalan tadi ada pada sisi mu tapi tidak ada pada sisi tempayan yang satunya. Itu karena aku menyadari bahwa cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih itu disepanjang jalan sisimu. Setiap hari jika kita pulang dari mata air, kamu menyinari benih-benih itu untuk menghias meja makan najikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu adanya, majikan kita dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan. Kita semua adalah tempayan retak, tidak ada yang sempurna. Namun jika kamu mau dan sungguh-sungguh, gunakan kekurangan kita untuk menghias alam ini. Di mata DIA yang bijaksana, tidak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahanNya. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita temukan kekuatan kita.
(Myquran.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar